Thursday, 9 July 2015

Queen Amuhia Puteri Dari Bumi Nusantara!!!


Mungkin Kita sering menemukan hasil penelitian dari ahli sejarah, yang bercerita tentang leluhur nusantara…

Ada yang memperkirakan mereka berasal dari India, Cina, Asia Tengah dan sebagainya…



Tahukah anda, jika bangsa-bangsa di dunia ini ternyata berkemungkinan mengalir darah Jawa (Melayu)? Melalui Penyelusuran Genealogy, fakta sejarah ini boleh dibuktikan…

Kisah ini bermula pada peristiwa sekitar tahun 600 SM, ketika Nebuchadnezzar II (King of Babylon), mengirimkan beberapa ekspedisi ke wilayah Timur, yang tujuannya untuk mengambil pohon-pohon besar serta benih-benih bunga pilihan, untuk kemudian di tanam di Taman Tergantung Babylon.

Inisiatif pembuatan Taman Bergantung ini, dilakukan dalam upaya untuk mengubati kerinduan Permaisuri Amuhia, kepada suasana kampung halamannya (Sumber : Alter Terahsia Bangsa Melayu V ).

Para pakar sejarah mencatat, Queen Amuhia (630-565 SM) merupakan keluarga King Cyaxares of The Medes (690-585 SM). Memperhatikan jarak usia keduanya, sekitar 60 tahun, kuat dugaan Queen Amunia, adalah cucu dari King Cyaxares. Ayah dari Queen Amunia, adalah seorang Pangeran dari bangsa Medes, yang juga merupakan saudara King Astyages of The Medes (660-550 SM).

Untuk dipahami, wilayah Medes berada di daerah sekitar Persia (Iran), yang keadaan alamnya, kurang lebih mirip dengan Babylon (Irak). Jadi sangat mengherankan pendapat yang menyatakan, Queen Amuhia merindukan suasana di Medes, terlebih lagi lokasinya tidak seberapa jauh dari Babylon.

Lokasi kampung halaman, Queen Amuhia masih penuh misteri. Beberapa sejarawan menduga, kampung halaman yang dimaksud tidak lain adalah Tanah Jawi (Nusantara), yang berada nun jauh disana serta penuh dengan pepohonan dan beraneka ragam bunga

Mengapa ada seorang Princess dari Medes, boleh bertempat tinggal di Jawi (Nusantara) ?

Mungkinkah ibunda Queen Amuhia, adalah puteri dari negeri Melayu?

Queen Amuhia (Amytis of Media), sedari kecil telah akrab dengan suasana tropis di negeri yang subur, di kampung halaman ibunya…

Porselen Kuno dan Pelaut Nusantara


map ratu nusantara

Prof. Giorgio Buccellati, seorang arkeolog senior dari University of California-Los Angeles (UCLA), yang saat itu terkagum-kagum dengan sebuah temuannya. Ia menemukan sebuah porselen cekung, yang di atasnya terdapat fosil sisa-sisa tumbuhan cengkeh.

Buccellati saat itu tengah melakukan penggalian di atas tanah bekas rumah seorang pedagang yang berasal dari masa 1.700 SM di Terqa, Eufrat Tengah.

Sebagai pakar, Buccelatti mengetahui bahawa Cengkeh hanya boleh hidup di satu tempat di muka bumi, yakni di Kepulauan Maluku. Temuan inilah yang kemudian muncul termin Clove Route atau jalur perniagaan rempah-rempah Cengkeh bangsa Nusantara hingga sampai ke Fir’aun Mesir.

Temuan tersebut membuktikan kepada kita jika di masa sebelum masehi, di zaman para nabi-nabi, pelaut-pelaut Nusantara telah melanglang buana menyeberangi samudera dan menjalin hubungan dengan warga dunia lainnya.

Bahkan Dick-Read meyakini bahawa sistem pelayaran, termasuk perahu-perahu, dari para pelaut Nusantaralah yang menjadi acuan bagi sistem dan bentuk perahu banyak negeri-negeri lain di dunia. Keyakinan ini diakui oleh sejumlah arkeolog dan sejarawan senior seperti Dr. Roland Oliver (Sumber : Moyang Indonesia Eksport Cengkeh, Kayu Manis dan Kapur Barus ke Fir’aun )

Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman (sekitar tahun 950SM), diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir.

Kemungkinan Ophir berada di Pulau Sumatera, yang dikenal sebagai “Pulau Emas” atau dalam bahasa sanskrit bernama “Swarna Dwipa” (Suvarnadvipa). Bahkan menurut informasi Pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian dieksport dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir (Sumber : PULAU-PULAU PALING BERSEJARAH DI INDONESIA)

Berdasarkan data arkeologis di atas, kepulauan Nusantara pada sekitar 600 SM, telah terdapat pusat-pusat perdagangan, baik itu di pulau Sumatera sampai ke Maluku. Diduga Queen Amuhia, bertempat tinggal di salah satu Pusat Perdagangan ini, untuk menemani kedua orang tuanya, yang menjadi konsul perdagangan bangsa Medes di Nusantara.


Amuhia, Leluhur Seribu Raja

Perkawinan antara King Nebuchadnezzar II dan Queen Amuhia, melahirkan seorang putera dan tiga orang puteri. Berdasarkan penyelusuran Genealogy, melalui zuriat salah seorang cucunya, yang bernama Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babyon), kelak akan lahir para penguasa baik di negeri timur maupun barat.


Beberapa tokoh, zuriat Queen Amuhia


1. Maharaja Nusirwan ‘Adil, Leluhur Raja-Raja Melayu

Maharaja Nusirwan ‘Adil (Anushirvan/King Khosrow I “The Just” of Persia) bin Maharaja Kibad Syahriar (Kavadh I of Persia) bin Firuz II of Persia bin Yazdagird II of Persia bin Bahram V of Persia bin Yazdagird I of Persia bin Shapur III of Persia bin Shapur II “The Great” of Persia bin Ifra Hormuz binti Vasudeva of Kabul bin Vasudeva IV of Kandahar bin Vasudeva III of Kushans bin Vasudeva II of Kushans bin Kaniska III of Kushans bin Vasudeva I of Kushans bin Huvishka I of Kushans bin Kaniska of Kushanastan bin Wema Kadphises II of Kunhanas bin Princess of Bactria binti Calliope of Bactria binti Hippostratus of Bactria bin Strato I of Bactria bin Agathokleia of Bactriai binti Agathokles I of Bactriai bin Pantaleon of Bactria bin Sundari Maurya of Magadha binti Princess of Avanti binti Abhisara IV of Avanti bin Abhisara III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin Abhisara I of Taxila bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Andia (Andria) of Babylon (menikah dengan Artaxerxes I of Persia) binti Nebuchadnezzar IV of Babylon bin Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babyon) bin Princess of Babylon binti Queen Amuhia


2. Shahrbānū, Ibunda Imam Ali Zainal Abidin (Bani Alawiyyin)


Shahrbānū (Shahr Banu, شهربانو, menikah dengan Imam Husein) binti Yazdigird III Sásání, King of Persia (16 June 632-651) bin Sharíyár Sásání, Sháh of Persia bin Khusraw II (Parvez) 22nd Sásání king of Persia bin Hormizd IV 21st Sásání king of Persia bin Maharaja Nusirwan ‘Adil (Anushirvan/King Khosrow I “The Just” of Persia) bin Maharaja Kibad Syahriar (Kavadh I of Persia) bin Firuz II of Persia… (lihat silsilah 1)


3. Basil (Basileos) I, Emperor of the Byzantine Empire

Basil I of Byzantine bin Konstantinos Porphyrogenitus of Adrianople bin Hmayeak of Adrianople bin Artavazd Mamikonian bin Hmyayeak Mamikonian bin Artavazd Mamikonian bin Hamazasp III Mamikonian of Armenia bin Dawith (David) Mamikonian bin Vahan II Mamikonian of Taron bin Mousegh Mamikonian bin Hmayeak Mamikonian bin Vard Mamikonian of Armenia bin General Hmayeak Mamikonian bin Sahakanoysh of Armenia bin Isaac I of Armenia bin Narses I of Armenia bin Athenagenes bin Chosroes III of Armenia bin Tiran (Helios) of Armenia bin Khusraw II of West Armenia bin Tiridat II of Armenia bin Khusraw I “the Brave” of Armenia bin Princess of Iberia binti Pharasmenes III of Iberia bin Rhadamiste I of Iberia bin Pharasmenes II of Iberia bin Amazaspus I of Iberia bin Mithradates I of Iberia bin Pharasmenes I of Iberia bin Princess of Iberia binti Pharnabazus I of Iberia bin Artaces I of Iberia bin Artaxias I of Iberia bin Artavasdes I of Iberia bin Tigranes I of Iberia bin Artaxias I of Armenia bin Zariadres I of Sophene bin Xerses I of Armenia bin Arsames I of Armenia bin Samos I of Armenia. bin Aroandes III of Armenia bin Mithranes I of Armenia bin Aroandes II of Armenia bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Andia (Andria) of Babylon (menikah dengan Artaxerxes I of Persia) binti Nebuchadnezzar IV of Babylon bin Nidintu-Bel (Prince) of Babylon (Nebuchadnezzar III of Babyon) bin Princess of Babylon binti Queen Amuhia


4. Prince William, Duke of Cambridge

Prince William bin Prince Charles bin Queen Elizabeth II of England binti King George VI of England bin King George V of England bin King Edward VII of England bin Queen Victoria of England binti Duke Edward of Kent bin King George III of England bin Prince Frederick Lewis bin King George II of England bin King George I of England bin Princess Sophia binti Princess Elizabeth binti King James I of England bin Lord Henry Stuart bin Margaret Douglas binti Margaret Tudor binti Princess Elizabeth binti King Edward IV of England bin Duke Richard of York bin Earl Richard of Cambridge bin Duke Edmund of Langley bin King Edward III of England bin Isabelle binti Queen Jeanne I of Navarre binti Blanche binti Matilda binti Marie binti Irene binti Irene binti Theodora binti Irene binti Aspae binti Rusudan binti David IV of Georgia bin Giorgi II of Georgia bin Bagrat IV of Georgia bin Marie binti Sennacherib-John of Vaspurakan bin Abusahl-Hamazasp III of Vaspurakan bin Gagik II [Khatchik-Gagik] of Vaspurakan bin Sofie binti Ashot I “The Great” of Armenia bin Smbat III of Armenia bin Ashot IV “The Carnivore” of Armenia bin Dzovik binti Samuel II of Armenia bin Prince David bin Prince Hrahat bin Hamazasp III Mamikonian of Armenia bin Dawith (David) Mamikonian bin Vahan II Mamikonian of Taron.

No comments: