Tuesday, 14 July 2015

Majapahit, Pallawa dan Nabi Ibrahim!!!

Misteri!!!


Seorang sejarawan pernah berujar bahawa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasisi pembuatnya. 


Barangkali ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara.

Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah rendah, kita sudah disuapi pemahaman bahawa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut.


Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan difahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.

‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Team Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. 


Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropologis, maka Team kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’.

Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara.


Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah berkaitan dengan parti komunis ini yang dibuat dimasa Orde Baru tentu berbeza dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini kerana berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut.


Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang majoriti penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahawa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara kebelakangan. 


Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah sebagai berikut:

1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. 


Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahawa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.


2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahawa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. 


Dengan demikian dapat dikatakan bahawa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit kerana memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperanan sebagai hakim agama dan penasihat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.

3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, iaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini.


Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam kerana menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.

4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini kerana Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin selayaknya ajaran-ajaran sufi, sedangkan neneknya adalah seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. 


Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu kerana menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahawa beliau adalah seorang penganut Hindu.

Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo.


Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama kerana Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang muslim. Hal ini kerana nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit. 


Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan demikian, penulisan Gajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan ‘Gajah Mada’.

Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘Lailaha Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.


5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global. Sebagaimana diketahui bahawa 1253 M, tentera Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam keadaan konflik yang tidak menentu.


Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim dari TimurTengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumber daya alam dan kemudian menetap dan beranak pinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaan Nusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.


Inilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini.


Berdasarkan penyelusuran Genealogy, ada keterkaitan antara Dinasti Majapahit dengan Nabi Ibrahim. Keterkaitan itu, berawal dari kehadiran Dewawarman I, yang merupakan pendiri Kerajaan Salakanagara…

Sebagaimana kita ketahui, Dewawarman I berasal dari Dinasti Pallawa di India. Melalui keberadaan Dinasti Pallawa inilah, pada akhirnya penyelusuran genealogy, sampai kepada Nabi Ibrahim…


Mari kita ikuti, silasilah berikut…


Silsilah Raden Wijaya (Pendiri Majapahit)


01. Raden Wijaya bin

02. Rakeyan Jayadarma bin
03. Prabu Guru Darmasiksa bin
04. Darma Kusuma bin
05. Rakeyan Jayagiri bin
06. Lalang Bumi bin
07. Darmaraja bin
08. (puteri Kahuripan) binti
09. Dharmawangsa Teguh bin
10. Sri Makuta Wangsa Wardhana bin
11. Sri Isyana Tunggawijaya bin
12. Mpu Sindok bin
13. (putera Mpu Daksa) bin
14. Mpu Daksa bin
15. Rakai Watuhumalang bin
16. Pramodawardani binti
17. Samaratungga bin
18. Samaragwira bin
19. Rakai Panangkaran bin
20. Sanjaya bin
21. Brata Senawa bin
22. (Prabu Galuh II) bin
23. Wretikandayun bin
24. (cicit Suryawarman) bin
25. (cucu Suryawarman) bin
26. (puteri Suryawarman) binti
27. Suryawarman bin
28. Candrawarman bin
29. Indrawarman bin
30. Wisnuwarman bin
31. Purnawarman bin
32. Dharmayawarman bin
33. Dewi Minawati (suaminya Dewi Minawati, bernama 
Jayasingawarman, pendiri kerajaan Tarumanagara) binti
34. Sphatikarnawa Warmandewi binti
35. Dewawarman VII bin
36. Dewawarman VI bin
37. Mahisasura Mardini Warmandewi binti
38. Dewi Tirta Lengkara binti
39. Dewawarman III bin
40. Dewawarman II bin
41. Dewawarman I (menikah dengan puteri Pohaci 
Larasati binti Aki Tirem bin Ki Srengga bin Nyai 
Sariti Warawiri binti Sang Aki Bajulpakel bin Aki 
Dungkul bin Ki Pawang Sawer bin Datuk Pawang 
Marga bin Ki Bagang bin Datuk Waling bin Datuk 
Banda bin Nesan)
.
Berdasarkan penelitian sejarah, Pendiri kerajaan 
Salakanagara (Dewawarman I), yang merupakan 
leluhur Raja Majapahit, berasal dari Dinasti 
Pallawa (Pallava) di India…

Beliau datang ke Pulau Jawa, pada sekitar abad 

pertama masehi, dan memerintah kerajaan 
Salanagara bersama isterinya Pohaci Larasati, 
pada tahun (130M-168M)…
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_
Salakanagara

Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta 

keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, 
Bharata (India) yang akhirnya menetap kerana 
menikah dengan puteri penghulu setempat…

Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki 

Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre 
oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di 
daerah Teluk Lada Pandeglang…

Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa 

kampung setempat yang akhirnya menjadi 
mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki 
Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati 
diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat 
semua pengikut dan pasukan Dewawarman 
menikah dengan wanita setempat dan tak 
ingin kembali ke kampung halamannya.

Sedangkan Pallawa :



pallawa

Berdasarkan tulisan yang berjudul “Origins 

of the Pallava Dynasty“, Dinasti Pallawa, 
memiliki keterikatan histori dengan Bangsa 
Persia dan Dinasti Maurya…

The word Pallava meaning branch or twig in 

Sanskrit is delivered as Tondaiyar in Tamil 
language…

But scholars rebuff this view since it is a 

later usage of the term and consequently 
cannot be confirmed to have given rise to 
the family name Pallava. 

Some feel that the Pallavas are connected 
with primordial Pulindas, who were the 
same as the Kurumbas of Tondamandlam. 
Tondamandlam was a province under 
Maurya Emperor Ashoka in third century 
BCE and was later detained by the 
Satavahanas and thus Tondamandlam 
became a feudatory to the Satavahanas 
After collapse of Satavahanas in about 
225 AD, the Pallavas of Tondamandlam 
became autonomous and prolonged to 
the Krishna River.

There have been several conjectures 

concerning the origin of the Pallavas. 
There are certain claims based on historical, 
anthropological, and linguistic proof signifying
that the Pallavas were related to the Pahlavas 
of Iran. 

It is probable that a wave of Pahlava/
Kambhoja tribes of Indo-Iranian descent 
migrated Southward and first settled in 
Krishna river valley of present day coastal 
Andhra Pradesh…

Some scholars think that the Pahlavas 

migrated from Persia to India and established 
the Pallava dynasty of Kanchi, whereas, some 
say that they were immigrants from north, or 
from Konkan, Tenugu and Anarta into Deccan. 
They came into south India through Kuntala 
or Vanvasa….
Source : http://www.indianetzone.com 

Dinasti Maurya dan Cyrus II “The Great” :


Salah seorang anggota keluarga Dinasti 

Maurya yang popular adalah Sundari Maurya 
of Magadha. Beliau terhitung sebagai salah 
seorang leluhur dari King George I of England…

Silasilah Sundari Maurya sampai kepada 

Cyrus II ”The Great” adalah…

Sundari Maurya of Magadha binti (Princess of 

Avanti) binti Abhisara IV of Avanti bin Abhisara 
III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin 
Abhisara I of Taxila bin Rodogune Achaemenid 
of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius 
II of Persia bin Artaxerxes I of Persia bin Xerxes I 
“The Great” of Persia bin Atossa of Persia binti 
Cyrus II “The Great” of Persia…
.
Silasilah Sundari Maurya (Magadha) sampai 
kepada Abhisara II (Taxila)
http://fabpedigree.com/s039/f742968.htm

Silsilah Abhisara II (Taxila) sampai kepada 

Darius II
http://fabpedigree.com/s080/f943746.htm

Silsilah Darius II sampai kepada Atossa of 

Persia binti Cyrus II “The Great”
http://fabpedigree.com/s012/f559022.htm

Dinasti Maurya sangat indentik dengan 

keturunan Cyrus II “The Great” di India. 
Pertemuan kedua keluarga ini, dimulai jauh 
sebelum masanya Sundari Maurya 
(sekitar 200 SM). Interaksi antara kedua keluarga 
ini, diawali oleh pernikahan antara cucu Cyrus II 
“The Great” yang bernama Candravarnna of 
Persia binti Atossa of Persia bin Cyrus II 
“The Great”, dengan Maurya I of Taxila, pada 
sekitar tahun 500 SM…
http://fabpedigree.com/s076/f199897.htm


cyrus 2

Cyrus II “The Great” dan Nabi Ibrahim :


Cyrus II “The Great” (590 SM-529 SM), adalah 

pendiri dinasti Achaemenid. Beliau berhasil 
mempersatukan dua suku besar bangsa Iran : 
Media dan Persia. Beberapa ahli sejarah 
berpendapat, bahwa Cyrus II “The Great” 
indentik dengan Zulqarnain 
(QS. Al Kahfi ayat 83-98)…
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cyrus
_the_Great_in_the_Qur’an

Melalui penyelusuran genealogy, diperoleh 

informasi, bahwa Cyrus II “The Great” memiliki 
hubungan keluarga dengan Nabi Ibrahim…
.
Nabi Ibrahim, berdasarkan catatan ahli 
genealogy, menurunkan bangsa Media (Madyan), 
melalui anaknya Midian (Madian) bin Nabi Ibrahim. 
Bangsa Media (Madyan) merupakan bangsanya 
Nabi Syu’aib, yang menjadi mertua Nabi Musa…
.
Beberapa catatan Genealogy, yang menghubungkan, 
Cyrus II ”The Great” dengan Nabi Ibrahim

Melalui Jalur Pouru Chishti


Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II “The Great” 

sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Pouru Chishti
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Pouru Chishti sampai kepada Vaedesht
http://fabpedigree.com/s065/f284112.htm
Silsilah Vaedesht sampai kepada Midian bin Nabi 
Ibrahim
http://fabpedigree.com/s020/f862707.htm

Melalui Jalur Vishtaspa I (suami Pouru Chishti, 

di dalam catatan genealogy lainnya, suaminya 
bernama Jamaspa, yang merupakan adik dari 
Vishtaspa I)

Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II “The Great” 

sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Vishtaspa I 
(adiknya yang bernama Jamaspa)
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Vishtaspa I (adiknya yang bernama 
Jamaspa) sampai kepada Kay Apiveh
http://fabpedigree.com/s064/f284112.htm
Silsilah Kay Apiveh sampai kepada Dora 
Sharoob bin Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s036/f931343.htm
.
Nama Nabi Ibrahim (Abraham) di dalam 
naskah Persia Kuno….

“When the Persians will do such deeds, a 

man from among the Arabs will be born 
whose followers shall overthrow and 
dissolve the kingdom and religion of the 
Persians.

And the arrogant people (Persians) will be 

subjugated.Instead of the temple of fire and 
the house of idols they will see the House 
of Abraham without any idols as their Qibla… “
Source : http://www.cyberistan.org/islamic/
parsi1.html.

Bangsa Persia sebagai keturunan Nabi Ibrahim…

    Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kalian 

pernah mendengar suatu kota yang terletak 
sebahagiannya di darat dan sebagiannya di laut? 
Mereka (para sahabat) menjawab: Pernah wahai 
Rasulullah. Baginda Saw bersabda: Tidak terjadi 
hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 
orang dari Bani Ishaq…”
    [HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah]

Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq 

pada riwayat di atas ?

Bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq 

bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz 
Ibnu Katsir [An Nihayah fil Fitan Wal Malahim]

Keturunan Aish ini, menyebar di wilayah Khurasan 

(Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran).

Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu 

Bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk 
(Farisi) Persia adalah orang-orang yang 
dimaksud dengan keturunan Ishaq”.

Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj 

adz-Dzahab berpendapat, “Orang-orang yang 
mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab 
dan para hukama menetapkan bahawa asal-
usul orang Persia adalah dan keturunan Ishaq 
putera Nabi Ibrahim“

1 comment:

Anonymous said...

Nusantara bukanlah wilayah majapahit - Hasan Djafar
http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/10/faktanya-nusantara-bukanlah-wilayah-majapahit


Nusantara adalah wilayah srivijaya (bangsa melayu) ingat tu.. penuh dengan fakta bukan auta.