Monday, 7 September 2015

ABANG....JANGAN GANAS SANGAT!!!!


NANTI LUKA PARAH APAM MANIS ADIK NI!!!!


Luka Miss V Akibat Hubungan Seks Wajar Sama Seperti Luka Perkosaan?



Vagina adalah organ yang sangat sensitif dan sering mengalami kecederaan. Luka pada vagina sering dialami oleh wanita ketika berhubungan seks secara wajar. Anehnya, luka ini juga sama banyaknya seperti yang dialami korban perkosaan.

 
Biasanya, polis yang menyelidiki kes-kes perkosaan akan memeriksa adanya luka pada vagina sebagai petunjuk bahawa sang wanita telah diperkosa. Penelitian yang dilakukan di Denmark ini menimbulkan keraguan bahawa cedera pada vagina boleh dijadikan bukti bahawa seseorang benar-benar telah diperkosa.

 
Satu kajian mendalam yang membandingkan korban perkosaan dengan mahasiswi kejururawatan di University of Southern Denmark mengungkapkan bahawa cedera vagina juga boleh diakibatkan oleh hubungan seks biasa, dan jumlahnya sama banyak dengan kes perkosaan.

 
"Penemuan ini sangat menarik. Mahasiswi kejururawatan yang mengalami luka pada vagina  sama banyak dengan korban pemerkosaan," kata peneliti, Birgitte Schmidt Astrup, doktor dan mahasiswi PhD di Institute of Forensic Medicine seperti yang dilaporkan DailyMail.

Dalam pengadilan, adanya luka pada vagina sudah boleh dijadikan sebagai bukti yang kuat bahawa seorang wanita telah diperkosa. Penemuan ini dapat menggugurkan bukti bahawa luka di vagina adalah indikasi kuat  seorang wanita menjadi korban perkosaan.

 
Kajian ini melibatkan 110 orang mahasiswi kejururawatan yang berusia awal 20an  dan 39 orang korban pemerkosaan dari Centre for Rape Victims at Odense University Hospital. Semua peserta diperiksa vaginanya kurang dari 28 jam setelah terjadinya hubungan seksual.

 
Hasil kajian menunjukkan bahawa cedera pada vagina ditemukan pada 36% korban perkosaan dan 34% dari mahasiswi kejururawatan. Adanya luka di vagina mahasiswi tidak dipengaruhi oleh apakah hubungan seks yang dilakukan kasar atau lembut, atau apakah menggunakan kondom atau sex toys.

 
Penemuan yang dimuat dalam jurnal Forensic Science International ini tentu saja akan mempengaruhi sistem penyelidikan polis di Denmark.

 
"Sebelum saya menemukan kesimpulan ini, para penyiasat cenderung menangani kes perkosaan dengan serius jika ditemukan adanya cedera pada vagina dan menganggapnya kurang serius jika tidak ada cedera," kata Astrup.

 
Namun Astrup menambahkan, meskipun tahap cedera pada korban perkosaan dan bukan korban perkosaan adalah sama, mungkin ada risiko beberapa luka akibat perkosaan memiliki karakteristik atau lokasi yang sama. Atau, mungkin juga luka yang dialami korban perkosaan lebih parah.

 
Jenis selaput lendir yang berbeza dalam vagina setiap wanita juga mungkin mempengaruhi luka. Sebagai contoh, pengkaji di Amerika Serikat telah menemukan bahawa perempuan kulit putih memiliki kemungkinan mengalami cedera pada vaginanya 5 kali lebih besar dibanding wanita dari ras lain.

No comments: