Friday, 5 February 2016

Haikal Sulaiman (Solomon Temple).

Syahdan, Pada abad 17 SM orang-orang Bani Israel ditimpa kelaparan dan kekeringan sehingga mereka bersama dengan Ya’qub berhijrah dari Palestin ke Mesir menemui Yusuf as yang saat itu menjadi menteri ketika pemerintahan Fir’aun.

Pada abad 14 – 13 SM Allah swt mengutus Musa as kepada mereka dan sedikit dari mereka yang tidak mengimaninya dan di sinilah dimulai agama Yahudi sehingga menjadikan mereka bertentangan dengan Fir’aun dan kaumnya. Penentangan itu mejadikan orang-orang Bani Israel keluar dari Mesir. sebagaimana firman Allah swt :

“Dan (Ingatlah) ketika kami selamatkan kamu (Bani Israil) dari 
(Fir’aun) dan pengikut-

pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan 
yang seberat-beratnya, mereka 
menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan
membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu
terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), ketika
kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan
(Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.” (QS. Al Baqarah : 49 – 50)

Hijrah tersebut terjadi pada abad 1280 SM pada masa pemerintahan Ramses II. Setelah itu mereka (orang-orang Yahudi) berada dibawah pimpinan Yusa’ yang menggantikan Musa as dan menetap di Kan’an (Palestin).
Daud as berhasil mendirikan pemerintahannya di Yerusalem pada tahun 990 SM dan disinilah Daud mendapatkan perintah untuk membangun Baitul Maqdis akan tetapi disebabkan kesibukannya berperang maka itu semua tidak sempat dilakukannya sehingga Allah swt mewahyukan kepadanya agar memerintahkan anaknya yang bernama Sulaiman as untuk membangun Baitul Maqdis dan ditengah pembangunannya itu beliau as membangun Haekal sebagai tempat ibadah lengkap dengan altar penyembelihan korbannya.
Setelah Sulaiman as wafat pada tahun 922 SM, pemerintahan Daud berpecah menjadi dua : kerajaan Isarel di sebelah utara dan kerajaan Yahudza di sebelah selatan. Diantara keduanya sering terlibat peperangan panjang sehinggalah mereka dihancurkan oleh Bukhtanshar Raja Babilon pada tahun 587 SM. Ketika serangan ini dilakukan terjadi penghancuran terhadap Yerusalem termasuk terhadap Haekal Sulaiman.
Mereka berjaya menawan dan membawa banyak orang-orang Yahudi ke Babilon dan menetap di sana selama 50 tahun yang dikenal dalam sejarah Yahudi dengan Para Tawanan Orang-orang Babilon.
Ketika Babilon berjaya ditakluk oleh Kirusy Raja Parsi pada tahun 538 SM maka para tawanan tersebut dibebaskan dan dikembalikan ke Palestin akan tetapi mereka tidak memiliki negara namun tetap berada dibawah kekuasaan Parsi.
Didalam Majallah at Tarikh al Arabi disebutkan bahawa setelah orang-orang Bani Israel dipulangkan kembali ke kampung halamannya di Palestin maka mereka membangun kembali tempat ibadah mereka yang telah dihancurkan oleh Bukhtanshar.

Ketika kegemilangan Parsi semakin muram maka kekuasaan mereka pun jatuh ketangan Aleksander Al Maqduni sehingga orang-orang Yahudi menunjukkan kesetiaan, ketundukan dan penyambutan mereka kepada Aleksander al Maqduni tatkala menguasai Yerusalem tahun 332 SM. Dan sejak saat itu mereka berada dibawah kekuasaan Yunani.
Setelah Aleksander al Maqduni wafat maka kekuasaannya terpecah diantara mereka, Mesir berada di tangan Ptolomeus sedangkan Negara-negara utara diserahkan ke tangan Selecus. Namun pada tahun 199 SM terjadi peperangan antara Ptolomeus dan Selecus yang kemudian dimenangi Ptolomeus..
Pada tahun 198 SM Yerusalem jatuh ketangan Raja Syria yang bernama Antiochus dan sejak saat itu terjadi berbagai fitnah, pemberontakan dan peperangan berdarah di Yeusalem hingga masa kedatangan pemimpin Rom yang bernama Pompy tahun 63 SM yang kemudian berjaya menguasai Yerusalem.
Sejak saat itu Yerusalem berada ditangan kekuasaan orang-orang Rom dan menjadikannya sebagai Negara Romawi. Pada saat inilah Isa bin Maryam dilahirkan di kota Betlehem di akhir pemerintahan Herodes pada tahun 37 – 40 M.
Dan sejak saat itu Yerusalem menjadi tempat yang memberikan khabar gembira tentang da’wah tauhid dan menjadi kota suci bagi orang-orang Nasrani.
Ketika orang-orang Yahudi melakukan pembangkangan dan pemberontakan terhadap pemerintahan Romawi di Yerusalem maka Penguasa Romawi, Fasbasyan mengutus anaknya yang bernama Titus untuk menghentikan pemberontakan tersebut. Titus pun melakukan penyerangan terhadap Yerusalem pada tahun 70 M dan berjaya membunuh banyak orang-orang Yahudi sehingga menyisakan Yerusalem menjadi kota yang hancur lebur dan porak poranda untuk waktu yang sangat panjang bahkan tidak dihuni kecuali oleh para penjaga dari para tentera Rom.
Kemudian orang-orang Yahudi mengadakan pemberontakan yang kedua kali di Yerusalem antara tahun 132 M dan 135 M yang dikenal dengan “Pemberontakan Barkukhi” akan tetapi penguasa Romawi berjaya memadamkan pemberontakan tersebut dan menghapus Eksistensi Yerusalem dan membangun diatasnya sebuah kota baru yang dinamakan dengan Aeilia Capitolina. Bahkan mereka tidak mengizinkan orang-orang Yahudi untuk menginjakkan kakinya di mota Aeilia sejak tahun 135 M.
Ketika Pemerintahan Romawi terpecah menjadi dua dan Palestin masuk dalam kekuasaan Rom Timur (Bizantyum) maka Aeilia berada dibawah kekuasaan Bizantyum sejak abad 4 M hingga tahun 614 M tatkala dikuasai oleh Sasani (Kisra Eberwiz) hingga kembali dikuasai oleh Penguasa Bizantyum yang bernama Heraklius tahun 627 M.
Kekuasaan Heraklius ini tidaklah berlangsung lama sehingga kaum muslimin berhasil membebaskan kota Aeilia pada tahun 15 H / 636 M pada zaman Umar bin Khottob dan sejak saat itu kaum muslimin memperbolehkan orang-orang Yahudi untuk kembali ke al Quds. (Majallah at Tarikh al Arabi juz I hal 5114 – 5126)
Dari penuturan diatas tampaklah bahawa Haekal tersebut didirikan pada masa Sulaiman as. Dan setelah sempurna pembangunan Haekal tersebut oleh Sulaiman as, ia mengalami kehancuran sebanyak tiga kali. yaitu ketika penyerbuan pasukan Bukhtanshar Raja Babilon pada tahun 587 SM lalu berhasil dibangun kembali oleh orang-orang Yahudi setelah mereka dibebaskan oleh Kirusy Raja Parsi.
Haekal kembali dihancurkan untuk kedua kalinya oleh Antiochus Raja Syria tatkala upayanya memadamkan fitnah yang dilakukan orang-orang Yahudi pada tahun 198 SM. Lalu kembali direnovasi untuk ketiga kalinya oleh Herodeus pada tahun 40 M.

Lagi-lagi Haikal dihancurkan oleh Titus pemimpin Rom tatkala menyerang Yerusalem dan menjadikan kota itu hancur lebur bahkan tidak didiami kecuali oleh para penjaganya dari tentera-tentera Rom.
Adapun tentang letak Haekal itu sendiri, sesungguhnya tidaklah terdapat dalil yang menunjukkan tempat didirikannya bangunan itu. Beberapa sumber menyebutkan bahawa bangunan itu terletak diluar perkarangan Masjidil Aqsa smentara yang lainnya menyebutkan bahawa tempatnya adalah dibawa Kubah Kuning.Sementara itu orang-orang Yahudi dan Nasrani berkeyakinan bahawa tempat Haekal Sulaiman itu berada di Puncak al Haekal atau al Haram asy Syarif atau berada di bawah Baitul Maqdis. Sebab itulah orang-orang Yahudi sejak beberapa tahun terakhir ini berusaha merobohkan Masjidil Aqsa untuk mencari Haekal Sulaiman dibawahnya.(ar.wikipedia.org)
Akan tetapi itu semua hanyalah akal-akalan yang dicari-cari oleh orang-oang Yahudi saja untuk menghancurkan al Quds dengan mengatakan bahawa mereka akan mengembalikan Haekal Sulaiman kepangkuan mereka.


Sebagaimana disebutkan didalam berbagai sejarah kota Yerusalem maka sebetulnya Haekal tersebut sudah betul-betul hancur dan porak poranda tak berbekas saat terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Pasukan Rom di bawah pimpinan Titus pada tahun 70 M. sebelum pada akhirnya Yerusalem berhasil dibebaskan oleh kaum muslimin pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 15 H / 636 M.
Orang-orang Yahudi sekarang tengah sibuk mencari tabut ini yang mereka anggap sebagai mu’jizat orang-orang Yahudi dan kiblat mereka yang hilang. Mereka meyakini apabila tabut itu berhasil ditemukan maka keagungan dan kejayaan mereka akan kembali dan dapat menguasai dunia. Dalam melihat Tabut yang diyakini masih ada dan terus dicari oleh Yahudi, kita boleh menganalisa tiga hal dibalik itu semua.
Pertama, Teologi Kebencian. Kewujudan Tabut di Masjid Al-Quds adalah rekaan mereka untuk menguasai Yerusalem. Dengan meyakini bahawa Tabut tersimpan dalam fondasi Al Quds, mereka bergerak mencari Tabut hingga mengorek dasar mesjid yang pernah menjadi kiblat umat muslim ini. Kehancuran Masjid Al Quds akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka yang memang menaruh kebencian kepada kaum muslimin.

Selanjutnya, faktor kedua adalah motivasi paganistik-kabbalah yang mempercayai kesaktian Tabut. Mereka yang menemukan Tabut dipercaya akan mengalami transferisasi kekuatan mistik ke dalam tubuh dan jiwa mereka.
Ketiga, faktor teologi-politi. Selama ini kaum zionis, masih menganggap bahawa Tabut adalah kurniaan atau mu’jizat yang diberikan Tuhan kepada orang-orang Yahudi. Mereka meyakini apabila tabut itu berjaya ditemui maka keagungan dan kejayaan mereka akan kembali dan dapat menguasai dunia lagi.
Namun, sekalipun Tabut masih ada dan Yahudi berhasil menemukannya, dengan akal sehat saja kita boleh mencerna: mana mungkin Allah SWT memberikan rahmat dan mukjizat kepada bangsa yang terus membunuh nabi-nabi-Nya dan ingkar terhadap ajaran-Nya.
sumber: billyinfo.blogspot.com

No comments: