Wednesday 26 December 2012

MENIKAHI JIN

Menikah Dengan Jin.


Ini adalah kisah nyata kehidupan teman saya. Atas pemintaan  namanya minta di rahsiakan. jadi sebut saja namanya Ahmad. Ahmad adalah Seorang tentera yang merupakan murid almarhum syekh habib syarwani mengaku telah menikah dengan wanita muslimah dari bangsa jin. 


Bahkan kehidupan rumah tangganya sudah berjalan harmonis selama 8 tahun. Bukan itu saja Ahmad juga menikah dengan wanita dari manusia kerana isteri jinnya membenarkan dirinya berpoligami. 






Ditawari Menikah dengan Jin

Ahmad adalah seorang kasyaf iaitu boleh melihat sesuatu  di dunia gaib. Menurut Ahmad, suatu malam, gurunya didampingi beberapa muridnya, menawarinya sesuatu: 


“Ahmad, ini ada Jin Muslim diantara kita, namanya Syekh Maulawi. Ia berumur 400 tahun. Ia mempunyai puteri namanya Fatimah, umurnya 200 tahun. Fatimah masih gadis. 


Syekh Maulawi tertarik padamu, pada kesolehanmu dan kekuatanmu dalam memegang teguh agama. Kami semua disini sepakat menawarkan padamu untuk menikahi Fatimah binti Maulawi. Bagaimana pendapatmu? Sila fikirkan dan pertimbangkan.”


Tentu Ahmad terkejut luar biasa. “Menikah dengan jin?” Tidak pernah terbayang sedikitpun dalam hidupnya akan menikah dengan jin. 


Ini sangat mengejutkan dan baru pertama kali mengalami tawaran seperti ini. Mendengar pernikahan antara manusia dan jin pun belum pernah. Mau menolak, ia sangat takzim pada Syekh sebagai gurunya lahir batin sejak hidupnya. 


Menyatakan mau juga tidak terbayang bagaimana jadinya nanti. Wajar dia sangat bimbang. Anda juga akan bingung ditawari sesuatu yang kurang berkenan oleh seseorang yang sangat Anda hormati. Ya kan?? Mau ditolak, Anda sangat hormat padanya. Syusyah ….!! Demikian pula yang terjadi pada Ahmad. Dalam kebingungannya, ia bersuara:


“Menurut Syekh bagaimana?”


“Ini hanya tawaran. Bersedia syukur, tidak pun tidak apa-apa.”


“Menurut Islam bagaimana? Saya kan manusia.” Tanya Ahmad lagi ingin tahu bagaimana dari sudut hukum agama.


“Tidak ada larangan.” Jawab gurunya pendek.


Fikiran Ahmad masih terus digayuti kebingungan. Selama berbulan-bulan sejak ia boleh berdialog dengan gurunya tersebut secara rohani, Ahmad sudah terbiasa melihat jin. 


Jin-jin kafir yang buruk rupa, yang wajahnya menyeramkan, sering sekali menggoda perjalanannya agar niatnya menemui dan berguru kepada Syekh Syarwani batal dan tidak jadi. Ini adalah ujian beratnya. Ia harus mengalahkan godaan-godaan makhluk halus itu.


 Awalnya, panik luar biasa dan sangat takut ketika ia mampu melihat jin-jin itu. Ada yang menertawakan perjalannya sambil bergayutan di sebuah pohon di tengah malam, ada yang menghalangi jalan kakinya, ada yang menumpang motor, ada yang menebarkan bau busuk.  


Ada yang menyerupai wanita cantik dan telanjang bulat mengajaknya bersetubuh, ada yang menirukan suara ibunya memanggil-manggilnya ketika sedang berjalan. Semua itu terjadi antara jam 11.30 malam hingga jam 04.00 subuh ketika ia tengah berjalan menemui gurunya disebuah tempat yang disepakati.


Lama-kelamaan matanya jadi biasa dan tidak panik melihat jin-jin penggoda itu. Mereka selalu muncul setiap malam di tengah perjalanan ketika Ahmad menemui gurunya di tempat tersebut. Mereka menggoda dan menakut-nakutinya. 


Oleh keyakinannya kepada Allah, bahawa mereka lebih rendah dari manusia, Ahmad tidak takut bahkan semakin berani mengusirnya. Kebanyakan jin-jin penggoda itu cabut lari,  ketakutan setelah dibacakan ayat-ayat Qur’an seperti ayat kursi dan lainnya.


Tetapi, bukan hanya jin kafir yang buruk-buruk rupa itu yang dia lihat. Sering juga jin-jin Muslim menyapanya. Mereka ini susuk tubuhnya lain. Tubuhnya ada yang wangi, bersih, tampan dan cantik, tapi ukurannya tinggi-tinggi dan besar-besar. Umurnya ratusan tahun. 


Ada yang sedang memegang tasbih berzikir kepada Allah, ada yang sedang khusyuk beribadah dan sebagainya. Melihat mereka, Ahmad sudah biasa. Tetapi, ditawari menikahi dengan jin yang berbeza jasad, beza dunia, beza alam, sama sekali tidak pernah terbayangkan olehnya.


Akhirnya bakti dan hormat pada gurunya mengalahkan keraguan dirinya. Bagi Ahmad, Syekh Habib Syawani di alam roh, atas izin Allah, masih mengajarkan ilmu dan telah membukakan kasyafnya, yang membuatnya boleh melihat dan berdialog langsung dengannya. Ahmad akhirnya ikhlas dan pasrah. Singkat cerita, proses pernikahan pun dilangsungkan. 



Disaksikan gurunya dan roh-roh yang hadir, dengan suasana sangat syahdu, Ahmad dinikahkan dengan Fatimah binti Maulawi, seorang gadis jin Muslimah, berumur 200 tahun. Mas kawinnya? Cukup hanya membaca surat Al-Fatihah. Tentu saja, jin tidak memerlukan material. Mertuanya bernama Syekh Maulawi adalah jin yang sangat dihormati di kalangan jin Muslim di alamnya. Rasmilah mereka sebagai pasangan suami isteri.


Bagaimana gambaran dan kesan Ahmad tentang Fatimah, isterinya di alam jin itu? Ia menceritakannya kepada saya. “Ia memakai kerudung dan masya Allaah … cantiknya luar biasa. Tubuhnya harum. Tingginya sekitar 4 meter. Setelah nikah, saya memanggilnya ummi, dia memanggil saya abi. 


Sikapnya tawadhuk luar biasa kepada suami, bahasanya santun, sifatnya halus dan kecantikannya belum pernah saya lihat di alam manusia. Saya belum pernah melihat wajah secantik itu.”


Beberapa hari dari itu, Ahmad bercerita tentang bulan madunya. Walaupun tinggi Fatimah sekitar 4 meter, tapi ketika berfungsi sebagai isteri dan menemui suaminya, ia berubah ukurannya menjadi ukuran manusia biasa, normal. 


Suatu saat, Ahmad memulai ceritanya, ia diajak Fatimah berjalan-jalan, berkeliling ke alamnya. Alam jin tidak jauh bezanya dengan alam manusia. Ada pengajian, ada sekolah, kampus, masjid dan bangunan-bangunan lain. Sama dengan manusia, mereka memiliki peradaban. Tapi, itu peradaban jin. Bezanya, bentuknya aneh-aneh, berbanding dengan alam manusia. 


Ahmad sangat sedar alias bukan mimpi. Selama berkeliling, perasaannya dipenuhi oleh hal yang aneh dan aneh, takjub dan takjub, heran dan heran atas apa yang dialaminya di alam yang berbeza. Akhirnya ia tiba di sebuah rumah, ternyata rumahnya Fatimah. Tinggi, luas, bentuknya aneh, tidak seperti rumah yang ada di alam manusia. 


Kamar Fatimah harum dan bersih. “Barang-barang” tertata rapi. Di atas tempat tidur, mereka bersembang dan bercumbu. Selain sangat cantik, tubuh Fatimah tercium harum dan bercahaya. Maklumlah dia jin yang taat ibadah. Singkatnya, aneh juga, Ahmad merasakan kepuasan persis seperti dengan manusia, bahkan lebih. 


Kata Ahmad, Fatimah tidak akan pernah hamil. Persenggamaan jin dan manusia tidak akan menghasilkan kehamilan, kerana perbezaan zat makhluk. Manusia makhluk fizik, sedangkan jin makhluk non fizik alias makhluk ghaib.


Sejak itu, kata Ahmad, Fatimah selalu datang ketika Ahmad memerlukannya. Berbual berdua dengan penuh santun dan beretika sebagai isteri yang soleh, cium tangan, menunduk dan tidak pernah bersuara keras. 


Saling mengingatkan beribadah kepada Allah. Saling menasihati untuk sabar dalam menghadapi masalah masing-masing. Tidak ada sedikit pun dari Fatimah mendominasi Ahmad dari isteri aslinya yang manusia, iaitu isteri pertamanya. 


Bahkan, dalam banyak kesempatan, Fatimah selalu mendorong Ahmad untuk harmonis dengan isteri dan anak-anaknya, menyayangi dan memmerhatikan keluarga. Kehadiran Fatimah, tidak sedikitpun menggangu keberadaan keluarga Ahmad kerana tidak ada nafkah yang harus dikeluarkan, tidak ada waktu yang terambil. Nafkahnya paling tidak adalah doa. Perhatiannya bukan bentuk fizik, tapi rohani. 


Kemana Ahmad pergi, Fatimah boleh dipanggil dan datang, atau dia yang datang sendiri. Makanan Fatimah sebagai jin Muslim dan makhluk adalah saripati-saripati makanan. Pernikahan itu kini sudah berumur lima tahun lebih. Hingga sekarang tetap saja rukun dan damai. Ahmad merasa sangat bahagia, demikian juga Fatimah. 


Kepada isteri pertamanya, Ahmad tidak pernah menceritakan peristiwa “poligaminya.” Ini pengalaman subjektif yang sulit diceritakan dan sulit orang akan percaya. Menceritakan pada isterinya jangan-jangan minta cerai kerana dianggap sudah sesat. Itukan merosak. Dan pasti akan menimbulkan gangguan hubungan keduanya.  


Ahmad dan Fatimah hingga saat ini, keduanya adalah murid Syekh Habib yang sampai sekarang sering hadir dalam pengajian yang berisi nasihat-nasihat gurunya tersebut, tentu pengajian secara rohani, yang orang awam seperti kita tidak akan boleh memahaminya.


Kisah ini sungguh menarik buat saya, biarpun sampai sekarang saya masih bingung antara percaya dan tidak ? Anda bagaimana ?  
dari blog beritahebohterkini.

No comments: