Friday 22 January 2016

Hukum Berzina Dengan Wanita Bersuami.


Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan menebus kesalahan-kesalahannya yang telah lalu, maka harapan pengampunan dari sisi Tuhan sangat besar.

Kerana itu, apabila Anda menginginkan keselamatan dengan harapan terhadap maaf dan ampunan Ilahi maka segeralah bertaubat. Anda tidak perlu mengkhabarkan kepada orang lain, cukuplah Anda dan Tuhan Anda yang mengetahui perbuatan tersebut.

Kebanyakan para marja taklid memandang bahawa berzina dengan wanita seperti ini akan menyebabkan keharaman abadi bagi lelaki yang berzina dengannya.

Berzina dan menjalin hubungan gelap dengan wanita merupakan salah satu keburukan besar sosial yang mengakibatkan banyak kerugian yang tidak dapat ditebus dalam masyarakat. Atas dasar itu, Islam memandangnya sebagai perbuatan haram dan melawannya dengan sengit. 

Allah Swt dalam al-Qur’an berfirman, Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Qs. Al-Isra [17]:32)

Dalam penjelasan singkat dan padat terdapat tiga point penting yang disentuh pada ayat ini:

Pertama, tidak disebutkan bahawa Anda jangan berzina, melainkan dinyatakan bahawa jangan mendekati kepada amalan yang memalukan ini. 

Pernyataan ini di samping merupakan stressing terhadap kedalaman perbuatan ini juga merupakan isyarat bahawa kontaminasi perbuatan zina biasanya memiliki pendahuluan-pendahuluan sehingga manusia secara perlahan mendekatinya, budaya telanjang, kondisi tanpa hijab, buku-buku berbau porno,  filem-filem beradegan kekerasan seksual, akhbar dan majalah, night club masing-masing merupakan pendahuluan bagi perbuatan tercela ini.

Demikian juga, berdua-duaan dengan orang asing (lelaki dan wanita non-mahram berdua-duaan di satu tempat sepi) merupakan faktor yang dapat menimbulkan was-was sehingga orang terseret untuk melakukan perbuatan zina.

Di samping itu, ketika orang-orang muda meninggalkan institusi perkahwinan, mempersulit tanpa dalil di antara kedua belah mempelai, kesemuanya merupakan faktor-faktor “yang mendekatkan kepada zina” yang dilarang pada ayat di atas dengan satu kalimat singkat. Demikian juga pada riwayat-riwayat Islam masing-masing dari yang disebutkan ini secara terpisah juga dilarang.

Kedua, kalimat “innahu kana fâhisyatan” yang mengandung tiga penegasan (inna, penggunaan bentuk kalimat lampau dan redaksi “fâhisyatan”) semakin menjelaskan dosa ini.

Ketiga, kalimat, “sa’a sabila” (perbuatan zina merupakan perbuatan keji dan jalan buruk) menjelaskan kenyataan ini bahawa amalan ini merupakan jalan yang melapangkan keburukan-keburukan lainnya di dalam masyarakat.

Pengaruh Buruk Zina dalam Sabda Para Maksum
Rasulullah Saw bersabda, “Zina mengandung kerugian-kerugian duniawi dan ukhrawi. Kerugian di dunia: hilangnya cahaya dan keindahan manusia, kematian yang dekat, terputusnya rezeki. Adapun kerugian di akhirat, tidak berdaya, mendapatkan kemurkaan Tuhan pada waktu perhitungan dan keabadian dalam neraka.

Diriwayatkan dari Rasulullah Saw yang bersabda, 

“Tatkala zina telah merajalela maka kematian mendadak juga akan semakin banyak. Janganlah berzina, sehingga isteri-isterimu juga tidak ternodai dengan perbuatan zina. Barang siapa yang melanggar kehormatan orang lain maka kehormatannya juga akan dilanggar. Sebagaimana engkau memperlakukan orang engkau akan diperlakukan.”[1]

Imam Ali bin Abi Thalib As dalam sebuah hadis bersabda, “Aku mendengar dari Rasulullah Saw bersabda, “Pada zina terdapat enam efek buruk, tiga bahagiannya di dunia dan tiga bagian lainnya di akhirat. Adapun pengaruh buruknya di dunia, pertama, akan mengambil cahaya dan keindahan dari manusia. Memutuskan rezeki, mempercepat kematian manusia. Adapun pengaruh buruknya di akhirat, kemurkaan Tuhan, kesukaran dalam perhitungan dan masuknya ke dalam neraka.”[2]

Ali memandang bahawa meninggalkan perbuatan zina akan menyebabkan kukuhnya institusi keluarga dan meninggalkan perbuatan liwat (sodomi) adalah faktor terjaganya generasi manusia.

Dalam sebuah sabda Imam Ridha As telah dinyatakan sebahagian keburukan zina di antaranya:

1.     Terjadinya pembunuhan dengan pengguguran janin.

2.     Kacaunya sistem kekeluargaan dan kekerabatan.

3.     Terabaikannya pendidikan anak-anak.

4.     Hilangnya warisan.

Kerana pengaruh buruk dan jelek lainnya yang membuat Islam sangat mencela perbuatan zina dan memandangnya sebagai dosa besar. Namun apabila manusia melakukan perbuatan buruk ini khususnya berzina dengan wanita bersuami dan kemudian menyesali perbuatan tersebut dengan sebenarnya serta menyatakan taubat dan berjanji tidak akan mengulanginya maka jalan dan pintu taubat akan terbuka lebar baginya.

Al-Qur’an dalam mencirikan ‘ibadurrahman (hamba-hamba sejati Tuhan), salah satu ciri mereka adalah tidak melakukan perbuatan zina. Firman Tuhan, 

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah, tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia menerima siksa yang sangat pedih, akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka Allah akan mengganti kejahatan mereka dengan kebaikan, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang; . dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia kembali kepada Allah dengan sebenarnya. (Qs. Al-Furqan [25]:68-71)

Pada ayat lainnya, Al-Qur’an memperkenalkan orang-orang bertakwa, 

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Balasan mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Qs. Ali Imran [3]:135-136)

Disebutkan dalam sebuah riwayat muktabar, 

“Seorang pemuda menangis dan bersedih hati datang ke hadirat Rasulullah Saw dan berkata bahawa ia takut kepada kemurkaan Tuhan.

Rasulullah Saw bersabda, 

“Apakah engkau telah melakukan syirik?” 

Jawabnya, “Tidak.”

Sabdanya, 

“Apakah engkau telah menumpahkan darah seseorang yang tidak berdosa?”

Katanya, “Tidak.”

Sabdanya, 

“Allah Swt akan mengampuni dosamu berapa pun besarnya.”

Katanya, “Dosaku lebih besar dari langit dan bumi, arasy dan kursi Tuhan.”

Sabdanya, 

“Apakah dosamu lebih besar dari Tuhan?” 

Katanya, “Tidak, Allah Swt lebih besar dari segalanya.”

Sabdanya, “Pergilah (Bertaubatlah) sesungguhnya Allah Swt Maha besar dan mengampuni dosa besar.” 

Kemudian Rasulullah Saw bersabda lagi, “Katakanlah sebenarnya dosa apa yang telah kau lakukan?”

Katanya, “Wahai Rasulullah Saw, saya merasa malu mengatakannya kepadamu.”

Sabdanya, “Ayuh, katakanlah apa yang telah kau lakukan?” 

Katanya, “Tujuh tahun saya membongkar kuburan dan mengambil kafan orang-orang mati hingga suatu hari tatkala saya membongkar kubur dan mendapatkan jasad seorang puteri dari kaum Anshar kemudian saya telanjangi lalu hawa nafsu menguasai diriku…. (kemudian pemuda itu menjelaskan apa yang dilakukannya).. 

Ketika ucapan pemuda itu sampai di sini Rasulullah Saw bersedih luar biasa dan bersabda, 

“Keluarkanlah orang fasik ini dan berpaling kepada pemuda itu dan bersabda, 

“Alangkah dekatnya engkau kepada neraka?” 

Pemuda itu keluar dan menangis sejadi-jadinya, mengalihkan pandangannya ke sahara dan berkata, “Wahai Tuhan Muhammad! Apabila Engkau menerima taubatku maka khabarkanlah kepada Rasul-Mu dan apabila tidak demikian maka turunkanlah api dari langit dan membakarku serta melepaskanku dari azab akhirat. 

(Setelah itu) Di sinilah utusan wahyu Ilahi turun kepada Rasulullah Saw dan membacakan ayat, “Qul Yaa Ibâdiyalladzi asrafû…” bagi Rasulullah Saw.[3] Katakanlah (Wahai Rasul), “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Al-Isra [17]:53)

Dengan demikian apabila Anda menginginkan keselamatan dengan harapan terhadap keampunan dan kemaafan Illahi maka segeralah bertaubat.  Anda tidak perlu harus mengkhabarkan orang lain atas apa yang terjadi. Cukup Anda dan Tuhan Andalah yang tahu apa yang telah Anda lakukan.

Sesuai dengan pandangan (fatwa) kebanyakan ulama agung taklid yang memfatwakan keharaman abadi bagi wanita ini untuk menikah dengan orang yang telah berzina dengannya. Dan bahkan apabila wanita tersebut telah menerima talak dari suaminya, lelaki yang sebelumnnya berzina dengannya tidak dapat menikah dengannya (selamanya)melainkan setelah bertaubat.[4] 


“Di dalam jahannam terdapat sebuah lembah yang terdapat banyak ular. Setiap ekor ular adalah sebesar leher unta. Ia mematuk orang yang meninggalkan solat sehingga mendidih bisanya di dalam badan orang itu selama tujuh puluh tahun, kemudia akan gugur dagingnya. 

Dan sesungguhnya di dalam neraka jahannam ada sebuah lembah bernama ‘Lubang Kesedihan’ yang mengandungi ular-ular dan kala jengking. Kala jengkingnya sebesar baghal yang mempunyai tujuh puluh sengat. Pada setiap sengat ada racun. Ia menyengat penzina dan melepaskan bisanya di dalam tubuh penzina tersebut yang ia dapat merasakan kesakitan bisa itu seribu tahun, kemudian bercerai-berai dagingnya, dan mengalir nanah dan danur daripada kemaluannya.”(Zawajir) 

“Sesiapa yang meletakkan tangannya dengan bernafsu pada seorang perempuan yang tidak halal baginya akan diikat dua tangannya ke lehernya pada hari kiamat. Jika ia menciumnya akan dipotong bibir mulutnya di dalam neraka. Jika ia berzina dengannya pahanya akan bercakap dan menjadi saksi perzinaannya pada hari kiamat. Pahanya akan berkata: aku melakukan perkara yang haram. 

Lalu Allah akan memandang kepadanya dengan murka maka gugurlah daging mukanya. Ia menafikannya dan berkata: aku tidak berzina. Lidahnya akan berkata aku berkata dengan perkara yang haram. Tangannya berkata: aku memegang perkara yang haram, matanya berkata: aku memandang perkara yang haram. Kakinya berkata: aku berjalan kepada yang haram. Kemaluannya berkata: aku melakukannya (zina). 

Kata malaikat hafazah: aku melihat. Kata malaikat yang lain: aku menulis. Firman Allah: Aku melihat dan aku sembunyikan. Firman Allah: Wahai malaikat-Ku tangkaplah dia, rasakan kepadanya azab-Ku. Aku amat murka kepada orang yang kurang merasa malu kepada-Ku.” (Zawajir) 

“Sesiapa yang berzina dengan isteri orang lain, kedua-duanya akan diazab di dalam kubur dengan setengah azab keseluruhan umat ini. Pada hari kiamat pahala si penzina itu akan diberikan kepada suami wanita itu. Ini sekiranya suaminya tidak mengetahui perbuatan zinanya. Sekiranya ia tahu dan mendiamkan diri, Allah akan mengharamkan syurga kepadanya suaminya, kerana di atas pintu syurga ditulis ‘kamu haram dimasuki dayus’” (Zawajir) 

Dayus ialah suami yang mengetahui isterinya melakukan zina tetapi ia mendiamkannya dan tidak merasa cemburu. “Jika seorang lelaki berzina dengan sepuluh orang perempuan lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri jirannya.” (Ahmad) 

“Orang yang berzina dengan isteri jirannya, Allah tidak akan memandang kepadanya pada hari kiamat, dan tidak akan membersihkannya. Allah akan berfirman kepadanya: masuklah neraka bersama orang lain yang masuk.” (Ibnu Abid Dunya) 

“Sesiapa yang duduk di atas tempat tidur perempuan yang suaminya tiada di rumah Allah akan melepaskan seekor ular kepadanya pada hari kiamat.”(Tabarani) 

Kata Syaikh Ibnu Hajar di dalam kitab Az-Zawajir aniqtirafil Kaba’ir: Zina mempunyai beberapa peringkat: Zina dengan perempuan asing yang tidak bersuami adalah dosa besar. Lebih besar dari itu ialah zina dengan perempuan asing yang bersuami. Lebih besar dari itu ialah zina dengan perempuan mahram. Zina orang yang telah berkahwin adalah lebih besar dosanya dariapada zina orang yang belum berkahwin. Zina orang tua adalah lebih besar dosanya daripada zina orang muda. Segala dosa akan digandakan mengikut tempat dan waktu digandakan pahala, seperti hari Jumaat, bulan Ramadhan dan di Tanah Haram Makkah. Zina pada waktu dan tempat ini juga akan digandakan azab melebihi selainnya.

No comments: